Kubah Masjid Al Makmur Runtuh Saat Tsunami Menerjang Banda Aceh

Runtuhnya kubah mesjid Baitul Makmur, 26 Desember 2004
Foto : Razuardi
Kubah Mesjid runtuh pada 26 Desember 2004. difoto dengan HP Nokia 660
Foto : Razuardi
Mesjid Al Makmur, pengganti Mesjid Baitul Makmur, 2008
Foto : Razuardi
Aku menceritakan kembali tentang mesjid Baitul Makmur yang dibangun oleh seluruh warga Lamprit. Sebagai salah seorang panitia junior pada pembangunan mesjid Lamprit , aku coba mengenang kembali.

Mesjid Lamprit dinamakan Mesjid Baitul Makmur yang dibangun oleh masyarakat Lamprit. Lokasinya di tepi jalan raya menuju Darussalam. Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 1979. Imam mesjid Lamprit waktu itu ialah Tgk Ahmad Abdullah yang cukup berkharisma.

Beliau cukup tegas menghimbau warga Lamprit untuk membangun mesjid baru karena mesjid sebelumnya hanya berupa sebuah gudang yang berukuran kecil saja. Seluruh anak muda Lamprit kala itu cukup sigap membantu para orang tua untuk menimbun lahan mesjid.

Pernah pula pemuda Lamprit mengadakan Bazar Amal untuk menyumbang ke panitia mesjid sebesar Rp 20 juta. Biaya pembuatan mesjid itu pada tahun 1978 yakni sebesar Rp 133 juta. Kekompakan para orang tua dan anak muda Lamprit kala itu cukup baik sehingga setiap kegiatan gotong royong selalu saja ramai, terlebih lagi tatkala gotong royong di mesjid baru itu.

Mesjid Baitul Makmur baru dapat digunakan secara umum pada tahun 1994, dalam keadaan belum sempurna. Namun demikian, penyempurnaan mesjid terus berlanjut. Mesjid itu berkubah seperti payung, bukan seperti kubah mesjid lainnya yang menyerupai mesjid Baiturrahman, Banda Aceh. Luasnya pun cukup memadai untuk ukuran Desa Bandar Baru, nama lain Desa Lamprit.

Arsitek mesjid ini adalah Ali Djauhari, bertempat tinggal di jalan Pari, Bandar Baru. Ketua Panitia Pembangunan awalnya adalah Drs Ayub Yusuf, Sekda Aceh yang juga penduduk Bandar Baru. Seluruh orang tua pada masa itu terlibat aktif dalam pembangunan mesjid ini. Pada peristiwa tsunami 26 Desember 2004, kubah mesjid ini ambruk disusul tiang-tiangnya.

Praktis mesjid Baitul Makmur, karya masyarakat Bandar Baru tersebut hanya digunakan kurang lebih sepuluh tahun. Setelah beberapa tahun terbiarkan rusak parah, mesjid ini dibangun kembali melalui bantuan salah satu negara Arab.


Sumber

Komentar

Terpopuler