Bagaimana Melarang Orang Lain Berbuat Mungkar Sedangkan Kita Masih Melakukannya?
TanyaUstaz
Oleh
: Ustaz Dr. Amri Fatmi, Lc, MA
Pertanyaan :
Bagaimana melarang orang lain terhadap kemungkaran,
kita saja masih melakukannya? Misalnya ada orang berkata, kenapa melarang orang kamu saja masih
melakukannya?
Jawabannya :
Rumus
dasarnya, kemungkaran harus kita jauhi dan harus kita cegah dari orang lain di
depan kita.
Nah,
apakah melarang kemungkaran pada orang lain disyaratkan seseorang harus
menjauhi dulu dirinya dari kemungkaran tersebut? Apakah akan hilang kewajiban
mencegah kemungkaran gara-gara kita masih melakukannya?
Imam
Nawawi menyebutkan bahwa :
Tidak disyaratkan seseorang yang mencegah kemungkaran itu harus sempurna halnya, melakukan semua yang ia katakan. Tapi harus baginya untuk menjauhkan dirinya dari kemungkaran itu juga mencegah orang lain Kalaupun ia belum menjaukan, tidak berarti tidak wajib baginya mencegah orang lain. (Syarah Muslim 1/299).
Begitu juga kalau seseorang tidak mencegah
dirinya dari mungkar bukan berarti boleh baginya membiarkan orang lain berbuat
mungkar.
Nah bagi objek yang
dicegah atau yang dinasehati, tidak ada alasan dan tidak disyaratkan nasehat
yang boleh diterimanya harus dari orang yang sudah melaksakan nasehat itu pada
dirinya sendiri. Begitu dalam kacamata agama islam.
Karena
agama kita mengajarkan kebenaran itu wajib dipatuhi dan diterima walau dari
siapapun. Kalaupun kita belum mampu melaksanakan kebenaran
bukan berarti kita tidak wajib menyampaikannya pada orang lain. Ini hal penting yang harus dipahami oleh pribadi
kaum muslimin.
Contoh,
Kalau ada orang yang menyuruh saudara untuk shalat, padahal dia tidak shalat
apakah bermakna bahwa sauadara boleh tidak menerima nasehat itu dari dia? Kalau
ada orang non muslim mengatakan bahwa al-quran itu benar dan islam itu agama
damai, apakah karena ia tidak percaya islam menjadikan perkataan dia salah dan
harus ditolak? Jelas tidak.
Namun
tidak dipungkiri, secara ideal dan efektif seseorang yang mencegah kemungkaran
sepatutnya harus menjauhkan diri dari apa yang ia cegah itu. Tapi disisi lain,
orang yang dinasehati tidak disyaratkan harus menerima nasehat hanya dari orang
yang telah mempraktikkan nasehatnya itu. Mari kita pahami dengan baik.
Saudaraku,
kita tidak bisa menunggu kondisi yang selalu harus idealis untuk berinisiatif
berbuat baik!
Sumber
: FB Amri Fatmi Siti Ruhayya
*Bagi jamaah yang memiliki pertanyaan seputar
keislaman dapat mengirim pertanyaan ke email : almakmurbandaaceh@gmail.com atau WA 08116889570
Komentar
Posting Komentar